SULTRA.FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Aliansi Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) mengunggah sebuah gambar dengan desain sertifikat selamat kepada Presiden Joko Widodo. Beredar di media sosial, gambar satire itu bertuliskan Jokowi sebagai Juara Lomba Ketidaksesuain Omongan dan Kenyataan.
Menanggapi hal itu, pengamat politik Rocky Gerung menyebut gambar itu bukan sekadar meme dalam bentuk abstrak. Ia menganggap gambar yang disebut “Inkonsistensi Award” itu sebagai pemikiran yang radikal dari mahasiswa.
“Karena mahasiswa mungkin capek gak bisa demo, entar dihadang lagi, dianggap menimbulkan kerumunan. Jadi dia dapat ide lain, lakukan protes, kritik melalui pemberian award itu,” ucap Rocky dalam channel Rocky Gerung Officialnya, Jumat (12/2/2021).
Award itu, menurut Rocky, akan dicatat oleh sejarah, sebab dianggapnya hadir dengan maksud mulia. Nilai award satire itu, kata dia, akan berbeda jika diberi oleh komunitas universitas yang lain.
“Ini akan dicatat oleh sejarah, karena betul-betul datang dengan maksud yang sangat mulia. Lain kalau award-nya dikasih Universitas Indonesia atau Universitas Dipenogoro, ini langsung dari kampus presiden,” bebernya.
“Kita ingin supaya penghargaan ini dilembagakan, jadi siapa yang yang tidak konsisten bisa diberi penghargaan,” sambung Rocky.
Rocky pun menyampaikan selamat atas hadirnya penghargaan itu. Ia juga berharap pers turut merayakan hal tersebut sebagai upaya otentik memenuhi permintaan Presiden Jokowi yang minta untuk dikritik.
“Ini kritik pertama dari komunitas UGM tempat pak presiden dulu belajar. Terimalah itu sebagai hadiah terbaik untuk mengingatkan kita bahwa inkonsistensi itu juga berguna, sebagai bahan evaluasi kebijakan publik. Karena masih ada ukuran soal inkonsistensi,” ujarnya.(MG9/fajar)