FAJAR.CO.ID — Rumah makan yang menyediakan makanan khas Kendari setiap hari bisa didatangi sampai seratus pengunjung. Mereka ingin menikmati sinonggi, makanan khas Suku Tolaki, Kendari.
Sinonggi adalah makanan yang terbuat dari pati sari sagu. Di Sulawesi Selatan, ia dikenal dengan nama kapurung dan di Kepulauan Maluku disebut papeda.
Meski memiliki kemiripan bahan, ia berbeda pada cara penyajian. Pada sinonggi, tepung sagu yang sudah dimasak tidak dicampurkan dengan sayur, kuah ikan, sambal (dabu-dabu), atau bumbu lainnya. Peracikannya diserahkan kepada selera masing-masing pengunjung.
Ada sayur bening dan sayur santan. Kuah ikannya, ada ikan putih dan ikan kerapu. Sedangkan kuah dagingnya, ada daging ayam dan daging sapi yang dimasak tawooloho. “Tawooloho (artinya) dimasak dengan daun belimbing asam,” kata seorang pelayan di Rumah Makan Aroma Kendari.
Sebelum dimasak, pati sagu direndam di dalam baskom, atau sejenisnya, dengan menggunakan air dingin selama satu malam. Biarkan hingga mengendap. Kemudian air dibuang.
Ketika akan diolah menjadi makanan, sagu dicairkan dengan air dingin secukupnya. Lalu, siramkan air panas (sampai mendidih) sedikit demi sedikit sambil sagu diaduk-aduk hingga mengental. Orang bilang, ia menyerupai lem.
Sebaiknya, sebelum sagu diolah menjadi makanan siap saji, sayur, kuah ikan, serta sambal sudah disiapkan. Jadi bisa langsung dimakan pada saat sinonggi masih panas. Sayur dan sambal juga akan lebih nikmat jika ditambah dengan daun kemangi dan jeruk purut. Di Kendari, jeruk purut dikenal dengan nama jeruk Tolaki.