Mensos Risma Setop Bansos Tunai, PKS: Jika Alasan Anggaran, Tidak Masuk Akal

  • Bagikan

Program perlindungan sosial pemerintah selama pandemi tidak hanya menyentuh 40% lapisan masyarakat bawah, tetapi sukses menjangkau hingga 60% lapisan masyarakat bawah sehingga mampu menahan bertambahnya angka kemiskinan.

Bahkan, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, menyatakan program pelindungan sosial selama pandemi telah mampu melindungi masyarakat miskin dan rentan miskin dengan menahan mereka di level 10%. Tanpa perlindungan sosial, Bank Dunia bahkan memprediksi angka kemiskinan bisa mencapai 11,8%.

Kedua, kebijakan anyar Mensos Risma ini akan menjadi kontraproduktif dengan upaya pemerintah selama ini dalam menekan angka kemiskinan. Atau dengan kata lain, potensi meledaknya angka kemiskinan sangat terbuka lebar bila bantuan ini dihapus.

Rilis BPS pada 15 Februari 2021 menunjukan jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang, meningkat 1,13 juta terhadap Maret 2020 yang berjumlah 26,42 juta orang.

Kendati demikian, kenaikan yang terjadi tidak setinggi sebagaimana prediksi Bank Dunia yang berkisar 11%. Kenaikan di angka BPS hanya 0,97%.

“Oleh karena itu, saya meminta Menteri Sosial untuk konsisten memelihara sense of crisis dalam situasi ini. Dengan tetap mempertahankan BST, ini akan menjadi kado indah bagi masyarakat menyambut Ramadhan kali ini,” imbuhnya.

Mensos, demikian politisi PKS melanjutkan, harus segera mengusulkan kebutuhan anggaran perpanjangan program ini kepada Menteri Keuangan.

Tidak cukup disitu, kami juga akan mendukung Presiden untuk mempertahankan kelanjutan program yang baik ini, yakni dengan menyetujui usulan perpanjangan program dalam rapat kabinet, pungkasnya. (msn-rls/fajar)

  • Bagikan

Exit mobile version