Selain soal kedangkalan pada saat air surut, disini juga ada persoalan kondisi arus yang kurang memadai, yang merupakan salah satu syarat perkembangan ikan
“Setelah dari kunjungan ini, langkah awal kami akan kembali memanggil Dinas Perikanan Kota Kendari untuk memastikan rencana yang akan mereka lakukan dengan kondisi yang terjadi disini,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Kelompok Karamba Buton Indah Syarif mengeluhkan situasi lokasi karamba yang baru ini yang dianggapnya tidak layak menjadi lokasi budidaya ikan.
“Tadinya itu karamba disini itu, berbanjar lurus mengikuti arus disekitar Kelurahan Petoaha dan Bungkutoko ini, tapi sekarang situasi karamba yang dibuat oleh pemerintah ini berkumpul seperti ini, melihat kondisi karamba ini harapan kami pupus, tidak akan mungkin kami pindah disini,” ujarnya.
“Kekhawatiran kami, khan sudah ada contoh, ada salah satu pemilik karamba ditempat baru ini sudah pernah mati ikannya sebanyak 300 ekor, dari sekitar 500 ekor yang dia masukan ke dalam karamba baru ini, apalagi kalau kita kasih masuk 2.000 atau 1000 ekor, ini yang kita ragukan, jangan sampai mati semua,” sambungnya.
Lanjutnya, sekarang ini karena masih air pasang kelihatannya, tempat baru ini cukup baik, akan tetapi begitu air surut tempat ini kering, jadi keselamatan ikan yang kami budidaya terancam, dan kami pasti alami kerugian.
“Kedua, persoalan arus, karena disini masih tertutup dan kering, dan arusnya tidak memadai bagi kami pembudidaya ikan,” ujarnya.
Ia juga berharap agar rencana pemerintah yang ingin merelokasi ke lokasi karamba baru untuk ditunda dulu, agar bibit-bibit kami yang masih ada dalam karamba agar diselamatkan dulu sampai akhirnya panen, apalagi lagi kami ini memiliki utang di bank