Bennet Baru 3 Hari Jadi PM, Israel Gempur Palestina

  • Bagikan

Bennet adalah mantan pengusaha teknologi yang menghasilkan jutaan dolar AS sebelum beralih terlibat secara mendalam di politik sayap kanan dengan posisi politik nasionalis-agama.

Beberapa pengamat dan surat kabar di Israel telah melabelinya sebagai ‘ultra-nasionalis’ karena pandangannya.

Bennett merupakan pemimpin partai Yamina, berbincang kepada The Times of Israel Februari ini.

“Saya lebih sayap kanan daripada Bibi (Netanyahu), tetapi saya tidak menggunakan kebencian atau polarisasi sebagai alat untuk mempromosikan diri saya secara politik,” kata Bennet saat itu seperti laporan The Indian Express, Senin (14/6).

Bennett bekerja untuk Netanyahu sebagai pembantu senior antara tahun 2006 dan 2008. Namun, dia meninggalkan partai Likud Netanyahu, setelah hubungannya dengan Netanyahu memburuk.

Setelah memasuki dunia politik, Bennett bersekutu dengan partai nasional sayap kanan Yahudi, dan masuk Parlemen sebagai wakilnya pada tahun 2013.

Bennett dikenal sebagai pendukung kuat negara bangsa Yahudi. Ia bersikeras pada klaim sejarah dan agama Yahudi atas Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan, wilayah dekat perbatasan Israel-Syria yang diduduki Israel sejak perang 1967.

Bennet pernah menjadi kepala Dewan Yesha, sebuah kelompok politik yang mewakili pemukim Yahudi.

Bennett telah lama menjadi pendukung hak-hak pemukim Yahudi di Tepi Barat. Dia, bagaimanapun, tidak pernah menganjurkan klaim Israel di Gaza.

Bennett telah mengambil garis keras terhadap militan Palestina, dan telah mendukung hukuman mati bagi mereka.

  • Bagikan