“Kita penguatan testing, tracing, dan tratment (3T). Targetnya sekira 800 warga per hari yang telah kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19,” ungkap Sulkarnain Kadir, kemarin.
Terpisah, Jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kendari, dr.Algazali Amirullah mengakui kasus aktif Covid-19 di Kota Kendari meningkat.
Saat ini tercatat sekira 1.006 warga masih menjalani perawatan baik rawat inap di rumah sakit maupun isolasi mandiri (Isoman) di rumah masing-masing.
“Angkanya masih cukup tinggi yakni diatas 1.000 kasus. Sehingga kami harapkan dengan upaya pembatasan yang dilakukan pemerintah bisa melandaikan jumlah kasus yang ada,” ungkapnya.
Menurut Algazali, penerapan PPKM yang sudah tiga pekan ini dilaksanakan sebenarnya turut andil menekan laju penularan Covid-19.
Buktinya, dampak penyebaran gelombang kedua ini bisa diimbangi dengan jumlah kesembuhan pasien yang juga meningkat yakni berkisar 84,28 persen dari yang sebelumnya 83,70 persen pada Senin (2/8).
“Ada pasien yang terpapar tapi yang sembuh juga banyak. Jadi secara perlahan kami coba kendalikan. Kalau melandai maka kita berpeluang besar turun ke level 2 atau 1 penularan Covid-19 dan aktivitas masyarakat sedikit longgar namun tetap mematuhi prokes,” kata Algazali.
Perlu diketahui, dari 65 kelurahan di Kota Kendari, sekira 17 kelurahan dinyatakan wilayah zona merah.
17 kelurahan yang dimaksud yakni Kemaraya, Watu-watu, Korumba, Mandonga, Anaiwoi, Bende, Wawowanggu, Kadia, Pondambea, Bonggoeya, Wua-wua, Mataiwoi, Lepo-lepo, Padaleu, Kambu, Anduonohu, dan Rahandouna.