“Tadi Danrem 143/HO,. Brigjen TNI Jannie A. Siahaan yang akan menyerahkan, tapi karena ada kegiatan yang tidak bisa ditunda maka beliau berhalangan hadir,”ujar Sapta.
Memprihatinkan memang, lanjut Sapta, ditengah Pandemi COVID-19 keluarga Ibu Hartian yang telah ditinggal mati oleh suaminya sejak 3.5 tahun yang lalu, akan tetapi ia dengan tekun merawat anaknya yang mengalami sakit seperti itu sejak ananda Rifa’i berusia 1.5 bulan.
“Video yang beredar di grup whatsapp dari kawan-kawan wartawan tidak saja membuat kita iba, tapi juga menyadarkan kita semua bahwa masih ada di antara kita yang membutuhkan uluran tangan,”tambah dia.
Atas bantuan yang diberikan jajaran Korem 143/HO, Sapta berharap dapat menggugah berbagai pihak untuk ikut serta membantu Rifa’i maupun anak-anak yang mengalami hal serupa.
“Tadinya akan kami arahkan ke RS Korem, namun ternyata di sana tidak ada dokter spesialis paru sehingga dengan bantuan pengobatan ini bisa membantu Rifa’i berobat dan lekas sembuh,” tandasnya.
Terpisah, Hartian, ibunda Muh Rifai jelaskan bahwa putranya telah menderita penyakit itu sejak dilahirkan dan saat ini setiap bernapas, dia selalu mendengkur.
“Saat lahir sudah begini memang. Pernah dibawa di Puskesmas Puuwatu, RS Bhayangkara, RS Korem dan RS Bahteramas tapi belum ada yang bisa menangani dirinya,” kata Hartian.
Kemudian, istri almarhum Muslan ini katakan bahwa dirinya ingin membawa sang anak untuk operasi.
“Sejak Covid, saya kesulitan untuk berobat. Beruntung beberapa waktu lalu diantara Pak Babinsa Serda Indra Jaya, sehingga kami merasa terbantu sekali.,”ujar Hartian.