Rusman melanjutkan, setelah adanya informasi tersebut, dirinya meminta agar masyarakat membuka blokade dan bersabar beberapa bulan lagi.
Ia pun meminta pihak Pemprov agar sambil menunggu realisasi melalui APBP harus ada pembenahan sementara di poros Laiba dan Wakumoro.
Paling tidak, kata dia, jalan itu difungsionalkan lebih dulu meskipun dengan hamparan material timbunan.
“Kita beri waktu sampai APBDP, tapi satu bulan ini ditimbun saja dulu lubang-lubang jalan itu agar bisa dilalui,” paparnya.
Rusman juga memastikan jika Pemkab akan mengawal terus komitmen Pemprov tersebut. Ia pun tidak akan tinggal diam bila anggaran yang dijanjikan melalui APBDP itu tidak terealisasi.
Namun ia juga meminta agar massa Frasa dengan legowo membuka blokade agar ruas tersebut dapat dilalui kendaraan.
Sebab biar bagaimanapun, ruas yang menghubungkan tiga kabupaten itu sangat penting bagi arus distribusi barang dan jasa.
“Ini jalur penting bagi perekonomian Muna dan daerah lain. Makanya, bila anggaran APBDP Sultra tidak ada lagi maka kita akan sama-sama bergerak,” tuturnya.
Massa Frasa yang dikoordinatori Boisandri akhirnya bersedia membuka blokade jalan. Namun ia meminta agar janji Pemprov itu harus ditepati, meskipun masyarakat sebenarnya sudah bosan rencana perbaikan jalan yang kerap disampaikan.
“Semoga bisa terealisasi dan bukan hanya janji saja. Karena jika tidak terpenuhi maka kita akan lakukan penutupan secara besar-besaran,” imbuhnya. (KN/fajar)