SULTRA.FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Pengamat politik Rocky Gerung buka suara perihal somasi yang dia dapatkan dari PT Sentul City.
Menurut Rocky, rumahnya adalah tempat belajar bagi seluruh pihak, mulai dari BEM hingga aktivis.
“Mungkin Sentul City juga ingin berkunjung, tapi lewat surat somasi,” ungkapnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (10/9).
Rocky mengatakan bahwa pihak Sentul City sudah melakukan penggusuran di sekitar tempat tinggal filsuf itu.
“Sudah ada sekitar 10 rumah digusur. Itu satu lembah yang diklaim oleh Sentul City,” katanya.
Akademisi itu memaparkan bahwa di lembah tersebut terdapat perkampungan yang sudah ada sejak 1960-an.
“Mungkin ada sekitar 120 KK, jadi kalo digusur ada sekitar 500 orang,” paparnya.
Rocky menuturkan bahwa langkah tersebut adalah teknik dari perusahaan besar untuk mengancam dengan cara menggusur satu bagian, lalu bergeser ke tanah sekitar.
“Sentul City itu ingin memonopoli tanah di situ dengan arogansi. Dia taruh banyak preman di situ untuk menakut-nakuti warga,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rocky menilai bahwa masyarakat hidup di tengah situasi seolah-olah tanah itu hanya boleh dimiliki oleh perusahaan besar.
“Itu kurang ajar namanya. Saya beli tanah itu dari 2009, lalu saya bangun hutan di situ. Lain ceritanya kalau tanah itu tidak saya rawat,” ungkapnya. (genpi/fajar)