FAJAR.CO.ID, PINRANG — Dalam tradisi bugis, pihak laki-laki yang melamar perempuan. Tetapi kejadian menghebohkan baru saja terjadi, sebab kali ini justru pihak perempuan yang mappanaik atau melamar.
Asmirah terlanjur menyukai sikap dan perilaku anak dari Diana. Ia pun tak berpikir panjang melamarkan anak perempuannya.
“Saya punya hubungan baik dengan bu Haji Diana. Dan saya juga menyukai anak dia karena sopan sekali dan juga lulusan pesantren,” paparnya.
Asmirah menjelasakan umur anaknya masih belum memenuhi syarat untuk dinikahkan sebab masih sedang menempuh pendidikan kelas 3 SMP atau berumur 15 tahun.
Sehingga untuk proses pernikahan belum direncanakan dalam waktu dekat ini.
“Kemarin itu masih lamaran, untuk pernikahan masih 3-4 tahun lagi,” jelasnya.
Berdasarkan kesepakatan dalam acara “mappetuada” atau proses lamaran yang berlangsung Senin, 22 November nominal uang pesta yang disepakati yakni Rp500 juta, 5 sak gula, 5 sak terigu, telur 200 rak dan bumbu-bumbu dan kue-kue.
Adapun orangtua dari pihak lelaki, Diana mengaku sangat senang sebab anaknya dilamar. Ia dan calon besan, paparnya, masih punya hubungan keluarga.
“Saya bahagia sekali (anak dilamar). Anak saya ini memang pernah di pesantren dan saat ini masih kuliah di Jakarta,” jelasnya.
Ia tak menampik bahwa keputusan untuk menikahkan anaknya merupakan keputusan orangtua masing-masing. “Ini dijodohkan,” paparnya. (Muhclis/FAJAR)