FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Di saat Amerika Serikat dan sekutunya, serta sejumlah negara lain menjatuhkan sanksi ekonomi, Arab Saudi justru menegaskan komitmennya terhadap perjanjian OPEC+ dengan Rusia, Minggu (27/2/2022).
Seperti diketahui, Rusia tengah jadi musuh bersama karena aksinya menginvasi Ukraina pekan lalu. Namun, Saudi yang selama ini dianggap salah satu sekutu utama AS di Timur Tengah, tampaknya tak sepemikiran dengan Gedung Putih terkait isu tersebut.
Kantor Berita Saudi (SPA) melaporkan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman sempat membahas isu ini dan sikap Kerajaan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Dalam hal ini, Yang Mulia Putra Mahkota menegaskan keinginan Kerajaan pada stabilitas dan keseimbangan pasar minyak dan komitmen Kerajaan terhadap perjanjian OPEC Plus,” tambah agensi tersebut.
Anggota OPEC+ -sekelompok 23 negara yang dipimpin oleh Arab Saudi dan termasuk Rusia- akan bertemu Rabu untuk membahas pelonggaran keran, hanya beberapa hari setelah invasi Rusia ke Ukraina mengirim minyak mentah melonjak melewati USD 100 per barel.
Ke-13 anggota OPEC akan bergabung dengan 10 sekutu mereka dalam kelompok OPEC+ pada pertemuan telekonferensi. Sementara Arab Saudi dipandang sebagai gembong negara anggota OPEC asli, Rusia adalah pemain utama di antara 10 negara lain yang membentuk OPEC+.
Saudi bukan satu-satunya negara Arab sekutu AS yang ogah ikut-ikutan mengurusi konflik Rusia vs Ukraina.
Uni Emirat Arab pada hari Minggu kembali menunjukkan keengganannya untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, karena konflik berlanjut ke hari keempat.