FAJAR.CO.ID — Presiden diminta tidak abai terhadap gerakan mahasiswa. Sebab, semua rezim tumbang karena gejolak yang ditimbulkan oleh pemuda dan mahasiswa di zamannya.
Geliat ini terjadi karena situasi kebangsaan yang tidak stabil akibat kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
“Sebagai elemen bangsa, kami menginginkan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk menyikapi hal ini dengan serius,” ujar Ketua Bidang Politik Kebangsaan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sulsel, Ahmad, Sabtu (9/4/2022).
Menurutnya, kejadian 1998 bisa saja terulang, karena situasi dan kondisi kebangsaan yang tidak bisa dikendalikan.
Wacana dan isu perpanjangan jabatan presiden atau penundaan pemilu 2024, bisa menjadi pemicu gelombang aksi yang lebih besar di seluruh wilayah di Indonesia.
Belum lagi harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi akibat kenaikan BBM, ini semua bisa mendorong elemen masyarakat untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa atas perjuangan yang disuarakan, karena mewakili jeritan dan suara rakyat atas situasi saat ini.
“Ditambah lagi para pemimpin negeri ini yang selalu memberikan statment yang melukai rasa keadilan,” kritik Ahmad.
Gerakan mahasiswa selalu memberikan warna terhadap proses demokrasi di Indonesia, mereka selalu resah akan situasi kebangsaan.
Mereka tidak bisa dikekang oleh kekuatan apapun, mereka lahir atas dasar kebebasan.
Kalaupun ada aktivis yang ingin bermain-main dengan kekuasaan, tapi gerakan arus bawah tidak bisa dihentikan atas argumentasi apa pun karena mereka akan selalu melawan segala bentuk kesewenang-wenangan.