“Sultra memiliki pengalaman cukup lama terkait pengelolaan pertambangan besar. Kita juga sudah lama, tetapi masih kecil. Oleh karena itu, sebagai daerah penghasil tambang tentu masyarakat mengharapkan apa yang kita dapatkan dari tambang ini. Kami mendapat informasi bahwa Sultra memiliki kemampuan mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk melakukan pengelolaan bahkan sudah ada KSO termasuk dengan Antam, hingga memiliki bank daerah, ini belum ada di Maluku Utara,” terangnya lagi.
Dia melanjutkan, terkait keberhasilan Provinsi Sultra dalam melakukan pengelolaan pertambangan, mungkin belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat Sultra, tetapi Maluku Utara telah menyadarinya sehingga melatarbelakangi kunjungan tersebut.
“Kunjungan kami sangat diterima sangat baik. Mulai dari Bandara hingga hari ini dan semua welcome memberikan penjelasan dan keterangan yang kami butuhkan. Kami mendapatkan banyak informasi mulai dari Biro Ekonomi, Perumda, dinas-dinasnya seperti Dinas Lingkungan Hidup, ESDM, dan dinas teknis lainnya. Kami akan tetap melakukan pendalaman ke dinas terkait oleh masing-masing pimpinan instansi teknis kami bersama tim,” tambahnya.
Sementara itu, Plh Sekda Provinsi Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD tidak menampik jika Bumi Anoa ini menjadi “seksi” karena pertambangannya, sehingga tidak heran saat pertemuan nasional di Balikpapan, Presiden RI mengungkapkan jika Sultra termasuk daerah yang mampu mengelolah potensi pertambangannya dengan baik.
“Saat pertemuan nasional di Balik Papan, Gubernur Maluku Utara sempat bertanya kepada Presiden tentang pengelolaan pertambangan, lalu Presiden menjawab untuk silahkan lihat ke Sultra karena Sultra sudah berhasil dalam hal pengelolaan pertambangan. Terkait hal ini, kami Pemprov Sultra berterimakasih kepada Presiden dan Pemprov Maluku Utara karena daerah kami dijadikan sebagai lokus dari kunjungan ini,” ucap akademisi asal Moronene Bombana.