Penembakan Tel Aviv menyusul tiga serangan lainnya, yang dilakukan oleh warga Palestina dari Tepi Barat dan dari Israel, yang menewaskan 13 orang.
Sejak bulan lalu, Israel telah menggandakan jumlah batalyon yang dimaksudkan untuk memperkuat tentara di Tepi Barat, serta di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Pasukan Israel telah menyisir kota-kota dan desa-desa di Tepi Barat untuk mencari tersangka atau kaki tangan yang terkait dengan serangan Palestina baru-baru ini.
Di Israel, pasukan keamanan menginterogasi puluhan warga Palestina karena dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok militan Negara Islam.
Empat warga Palestina lainnya tewas dalam operasi Rabu malam di dekat kota Ramallah, Nablus dan Betlehem, Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Tak hanya tahun ini, kekerasan di tempat suci yang sama tahun lalu juga terjadi. Polisi Israel memasuki masjid untuk memerangi pengunjuk rasa, menyebabkan serangan udara dua minggu di Jalur Gaza di dekatnya.
Hizbullah Sebut Israel Teroris
Kelompok perlawanan Lebanon dan Yaman juga menyebut serangan Israel sebagai mesin terorisme rezim Israel, ketika Israel meningkatkan kebiadabannya terhadap warga Palestina di Masjid al-Aqsa dan di tempat lain di wilayah pendudukan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu, (16/4/2022), gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah menyatakan solidaritas dengan pemberontakan rakyat Palestina di al-Quds yang diduduki melawan penjajah.
“Hizbullah mengecam keras invasi pasukan pendudukan Israel ke halaman Masjid al-Aqsha, serangan brutal mereka terhadap jamaah Palestina, dan perilaku agresif mereka terhadap penduduk al-Quds, serta menyiksa dan merusak properti,” kata kelompok itu, Menurut situs berita al-Ahed Lebanon.