FAJAR.CO.ID, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi memaparkan empat isu utama yang berpotensi menjadi permasalahan terkait inflasi di Sultra. Hal itu dikemukakan Gubernur saat membuka acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sultra di Rumah Jabatan Gubernur, Senin (25 April 2022).
Acara ini digelar dalam rangka memperkuat strategi TPID se-Sultra dengan tema Strategi Pengendalian Inflasi Sulawesi Tenggara. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kendari Doni Septadi Jaya hadir dalam kesempatan itu bersama dengan Satgas Pangan Pemprov Sultra dan sejumlah kepala OPD, dan pimpinan instansi vertikal.
Menurut Gubernur, terdapat empat isu strategis inflasi daerah di Sultra yang memiliki potensi permasalahan yang akan dihadapi di masa mendatang. Pertama, perkembangan subtitusi minyak goreng sawit dengan minyak goreng kelapa dalam, terkait kebijakan pengendalian harga.
Kedua, kelangkaan pasokan dan tingginya harga barang kebutuhan, yang sering terjadi menjelang hari besar keagamaan (Idul Fitri). Ketiga, kondisi cuaca ekstrim yang mempengaruhi jumlah produksi beberapa komoditas. Keempat, panjangnya rantai pasok distribusi komoditas.
Gubernur juga mengapresiasi jajaran TPID Sultra dalam mengendalikan inflasi sehingga inflasi di Sultra relatif terkendali. Sejauh ini, hingga bulan Maret 2022, inflasi tercatat sebesar 0,17 persen.
Meskipun masih relatif rendah dan terkendali, kata Gubernur, tetapi tantangan inflasi ke depan tidaklah mudah. Proyeksi inflasi keseluruhan tahun 2022 ini diperkirakan akan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni 3,67 persen.