Saya tidak pungkiri, keputusan pindah ini lebih besar dikarenakan saya gagal mendapat kepercayaan tim Tiga DPP Demokrat untuk memimpin Demokrat Sulsel.
Padahal dalam benak saya, kami telah berjuang dan melakukan segala hal yang perlu dilakukan dalam upaya kembali memimpin Demokrat Sulsel lewat Musda itu. Kami telah membuktikan siap memberikan yang terbaik. Lewat program dan penyiapan fasilitas permanen untuk Partai. Segala syarat manusiawi sudah kami penuhi untuk menang. Termasuk memenangkan pemilihan di Musda lalu.
Saya memahami bahwa apapun yang saya terima sudah merupakan Takdir Allah Swt. Termasuk soal gagal memimpin Demokrat. Tapi di balik takdir ini, pada dasarnya saya membutuhkan penjelasan rasional yang manusiawi. Penjelasan yang menunjukkan partai yang saya cintai ini adalah partai yang berjalan di atas rel demokratis yang sebenarnya.
Saya memahami aturan tentang Ketua terpilih pada akhirnya ditentukan oleh tim 3. Tapi penjelasan rasional mengapa ssya ditolak oleh tim 3 DPP, sampai saat ini tidak pernah saya dapatkan dengan sempurna.
Padahal sebelum memutuskan maju pada Musda lalu, saya mendapat penjelasan yang begitu rasional dari BPOKK dan Sekjen bahwa saya bisa bersaing dengan fair pada musda tersebut. Harapan yang awalnya sangat terbuka bagi saya itu ternyata menjadi belati yang menikam setelah mendengar keputusan akhir DPP.
Yang semakin menyulitkan saya, tidak adanya penjelasan rasional dari DPP setelah pengumuman itu membuat saya juga tidak punya jawaban rasional kepada publik Sulsel yang bertanya mengapa saya gagal memimpin Demokrat.