Kata Aksan, waktu kami Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala Balai Pak Hairuddin saya sampaikan demikian, seperti itu.
“Lalu, terkait permintaan sumur bor, itu paketannya itu yang biasa kita lakukan didalam satu wilayah ada 3 titik, dengan anggaran 200 juta rupiah, karena sayang, kalau kita anggarkan cuman 1, tapi kita anggarkan satu kali tiga, tinggal nanti saya sudah sampaikan kepada Pak Lurah, silahkan mencari titik-titik lain di dalam satu Kelurahan Wundudopi ini,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Sultra ini mengatakan bahwa pengalaman yang terjadi di APBD Induk itu juga sudah saya lakukan terkait pengadaan sumur bor ini, sesuai saran dari PUPR daripada anggarkan satu, lebih baik satu kali tiga, yang penting dia berada dalam 1 wilayah.
“Selanjutnya, terkait permintaan kendaraan pengangkut sampah, itu nanti kita coba kita koordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sultra, apakah bisa atau tidak, karena sebenarnya terkait ini adalah tugas. dari Pemerintah Kota Kendari, apalagi ini adalah salah satu kompleks perumahan yang disebelah ada pemukiman, harusnya lebih jeli Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Kendari untuk membuat satu tempat pembuangan sampah yang ada disekitar pemukiman ini, tanpa warga tidak harus keluar, dan Mobil pengangkut sampah itu tinggal mengangkut saja,”
“Jadi ini tinggal saling koordinasi saja sebenarnya antara pemerintah Kelurahan Wundudopi dan DLH Kota Kendari dengan Pemerintah Kecamatan Baruga,”tandasnya.
Sementara itu, Darpiah, salah satu warga Kelurahan Wundudopi saat diminta tanggapannya terkait kegiatan reses inj menyampaikan apresiasinya atas kegiatan reses ini dan berharap agar apa yang menjadi aspirasi masyarakat bisa direalisasikan.