Aksi Hambur Uang Gubernur, Ketua DPRD Sultra, dan Bupati Butur Jadi Polemik, Begini Tanggapan Pakar Budaya

  • Bagikan

“Nah, tadi saya katakan, saya beri contoh, saya disini Ketua Senat, keluarga saya, mengadakan acara kalaempagi atau karia, mengundang saya untuk hadir disitu, dan saya juga meminta, coba undang Ali Mazi, ingat itu, lepas juga dari jabatan Gubernur tentunya, tapi masyarakat tahu, bahwa Ali Mazi itu Gubernur. Coba undang Asrun Lio, karena dia itu teman saya, maka diundang, Saya dan Asrun Lio adalah teman biasa, saya tidak melihat jabatannya, tapi mungkin masyarakat akan melihat jabatannya, disitu kita harus hati-hati, sebagai orang yang diundang, kita harus hati-hati sebagai orang yang diundang, yang menghadiri pesta itu,”

“Kenapa? karena pada waktu, acara satu tahap tadi, dimana mereka yang menari ini, itu mau tidak mau, itu terpaksa harus melempar uang, karena itu tradisi, dan uang itu tidak boleh diamplop, itu harus terbuka, harus terbuka, harus terhambur, karena itu bagian daripada luapan kegembiraan, karena memang, terjadinya, acara itu, memang ada sebab, kenapa wanita dibuangkan (uang) seperti itu? Itu karena dia dianggap baru lahir, dianggap dia suci, dianggap dia sudah menjadi orang merdeka, jadi wajib melakukan kegembiraan,”bebernya.

Tambahnya lagi, Ini juga kan, dalam rangka Hari Ulang Tahun Buton Utara, dimana kita kenal Buton Utara, kemarin itu statusnya seperti apa, dan tidak salah, kalau Buton Utara melakukan hal itu, karena kurang lebih 50 tahun Buton Utara ini, secara administrasi bersama-sama dengan Muna, dan mau tidak mau orang Buton Utara, itu pasti terjadi transformasi kebudayaan dengan kebudayaan Muna. Menurut saya, pasti terjadi transformasi (kebudayaan)

  • Bagikan

Exit mobile version