“Tanggul ini di atas rumah saya, makanya rel rumah saya, itu naik (bergeser), jadi ada dua pintu rumah saya tidak bisa terbuka,”jelasnya.
Sambungnya, jadi pada saat kejadian, hanya ada, anak saya sendiri, dan saat itu dia lagi ada di kamar, dia tidak tahu ada tetangga yang berteriak, tapi dia tidak dengar, soalnya kalau tidak ada anak saya, tertutup itu rumah, tidak ada orang, tapi kebetulan anak saya tidak ke kantor, jadi ada dia di rumah.
“Jadi kejadian ini sebetulnya, ada ulah dari pekerjaan dari awalnya ini, ini bukan dugaan, tapi kenyataan, tidak beres mereka kerja, sama sekali tidak teknisi,”bebernya.
Katanya lagi menambahkan, kongkritnya itu, bayangkan, kan saya sudah bilang, yang dari sini itu, harus direeling ke atas, tapi dia orang rubah.
“Kira-kira masuk akalkah? jarak itu 5 meter ke atas, baru ko lanjutkan 2 meter itu talud, jadi 3 trafnya itu, dua-dua meter mereka bikin, masuk akalkah, Pak? Jadi ini bangun tahun 2017, jadi saya sudah bilang, tapi mereka memburu volume, dia orang hilangkan ini reeling, dan dia orang kasih batu lagi 2 meter ke atas,”ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, kan saya sudah kasih tahu, sampai saya berkelahi di atas, tapi dia orang tidak gubris, saya bilang, komorang bikin susah saya, ternyata betul (longsor), itu buah pikiran saya mulai dari kemarin itu, karena saya masih ngomong.
“Tapi kejadian seperti itu, apa yang terjadi seperti itu kita harus terima, namanya juga musibah, tapi sepertinya seakan-akan kalau saya pikir, kejadiannya ini ‘disengaja’, masa ketinggian 11 meter, jadi 11 meter itu tingginya dari ujung sana, baru tegaknya begini (lurus), harusnya begini (miring),”jelasnya