Surya juga melihat AAS sebagai model teladan anak bangsa yang gigih meraih masa depan hidupnya melalui kerja keras dan pendidikan.
“Andi Amran itu meski bangsawan Bugis, tapi ia miskin secara ekonomi. Saya sudah mengenalnya ketika masih bekerja sebagai karyawan PTPN dan merintis usaha racun tikus yang kemudian menghantarkannya meraih penghargaan dari pemerintah pusat”, kunci Surya tentang alasan usungan untuk AAS sebagai Capres PKS.
Sebagai informasi, Menteri Pertanian yang saat itu dijabat Andi Amran Sulaiman di tahun 2016 membawa Indonesia surplus beras.
Kerja keras dan gebrakan swasembada beras yang dicanangkan Andi Amran Sulaiman telah menuai hasil dan dilanjutkan dengan konsisten oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) sehingga hasilnya bisa dinikmati hari ini.
Diketahui, surplus beras sebenarnya telah tercapai sejak 2017, di 2018 surplus beras tercatat sebesar 4,37 juta ton, tapi muncul kebijakan untuk tetap mengimpor beras dan menimbulkan polemik.
Dengan tegas Andi Amran Sulaiman saat itu menolak keras adanya impor. Di tahun 2019 tercatat surplus beras mencapai 2.38 juta ton dan 2020, Indonesia masih surplus beras hingga 1.97 juta ton.
Upaya pencapaian swasembada merupakan langkah simultan yang dilakukan Kementan. Kementerian Pertanian di tahun 2015 merehabilitasi jaringan irigasi tersier lebih dari 2,4 juta hektar, menyediakan lebih dari 80 ribu unit dan benih padi 2,7 juta hektar. Kementan juga melakukan mekanisasi produksi.
Demikian juga dengan produksi jagung yang hanya dalam kurun waktu 3 tahun, Andi Amran Sulaiman mampu membalikkan kondisi dari Indonesia sebagai negara pengimpor jagung menjadi negara pengekspor jagung.