Kepala Bidang Guru atau Tenaga Pendidik (GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Husrin SPd mengatakan, berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan pendidikan tanpa diskriminasi maka SLB tetap mendapatkan perhatian yang sama dengan SMA maupun SMK lainnya, bahkan SLB mendapat perhatian khusus karena sekolah tersebut menangani siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus.
“Sekolah umum tentu dituntut agar para siswanya busa memiliki pengetahuan dan keterampilan, demikian dengan SLB minimal bisa memiliki kemandirian untuk dirinya sendiri, memiliki keterampilan untuk masa depannya, dan berkarya. Oleh sebab itu, berbagai upaya terus dilakukan untuk melakukan peningkatan kapasitas para tenaga pendidiknya, dan kedepan bisa diimbaskan kepada siswa saat berada di sekolah,” ucapnya.
Dia menuturkan, saat ini jumlah SLB yang ada di Sultra berjumlah 79, minus Kolaka Utara. Kedepan, Dikbud Sultra akan terus melakukan peningkatan pelayanan SLB, termasuk penyelenggaraan SLB di daerah-daerah yang belum ada.
Kepala Sekolah Mitra, Yafsin Yaddi yang merupakan salah satu kepala sekolah utusan dari Dikbud Sultra untuk mengikuti kegiatan kemitraan yang dilakukan GTK Kemendikbud RI selama dua Minggu, menyatakan siap mengaplikasikan kepada para kepala sekolah SLB yang ada di Sultra.
Sumirayani sebagai guru mitra SLBN 1 Konsel mengungkapkan apresiasi terhadap upaya yang dilakuan oleh Dikbud Sultra, dalam mengembangkan kompetensi guru SLB yang ada di Sultra.(IMR/FNN