Ada berbagai faktor penyebab orang melakukan bunuh diri, menurut Basti. Di antaranya, faktor gangguan mood (suasana hati) seperti adanya stress yang tinggi, frustrasi, dan depresi akut.
“Saya menduga mungkin faktor ini yang terjadi pada ibu yang bunuh diri bersama kedua anaknya di Pinrang. Stres dan depresi akut atau berat disertai rasa frustrasi terhadap keadaaan yang di alaminya,” katanya.
Karena himpitan ekonomi dan tidak sanggup melunasi utang, sehingga membuatnya tidak memiliki pilihan lain kecuali mengakhiri hidupnya sebagai cara membebaskan diri dari keadaan stres, frustrasi, dan depresi.
“Tentu ini tidak hanya menuntut keprihatinan kita, perlu langkah antisipatif semua pihak, terutama pemerintah agar tidak terulang di masa mendatang,” sarannya.
“Secara Psikologi terdapat berbagai pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi kecenderungan perilaku bunuh diri, secara umum ada pendekatan individual dan pendekatan kolompok,” sambungnya.
Basti menambahkan, pendekatan individual seperti terapi identifikasi, dimana orang yang punya kecenderungan dibimbing dan dimotivasi untuk mengupayakan preservasi kondisi mental yang sehat (membebaskan diri dari keadaan depresi berat).
“Pendekatan kelompok dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kekuatan kelompok atau komunitas, salah satunya adalah psikoterapi kelompok. Dalam terapi kelompok ini orang yang memiliki penyakit emosional di tempatkan dalam kelompok dan di bimbing oleh terapis untuk membantu satu sama lainnya menjalani perubahan emosional akut. Inti dari terapi kelompok adalah menggunakan interaksi kelompok untuk membuat perubahan,” pungkasnya.