“Itu (olah) yang tidak ada oleh kita, karena olahnya yang tidak ada, karena yang ada hanya tanam, petik, jual, nah maunya kita kedepan kita sendiri yang olah, kita maunya tanam, petik, olah, dan kita bantu untuk mengelola dan kita bantu pemasarannya,”bebernya.
Kata ASR, sehingga, kalau itu sudah dilakukan dan kita sudah bersama-sama dengan petani, maka mau tidak mau, kemandirian itu akan ada, tetapi kan sulit ini, kan butuh waktu untuk membangun trust (kepercayaan) kepada petani.
“Petani itu tidak tiba-tiba langsung percaya, saya kemarin bilang mau ada 100 hektar, tetapi begitu dia pikir, jangan-jangan, jangan jangan.Jadi harus bikin pertemuan dulu, sekali kita kasih contoh, setelah dia lihat dan ada nilai tambah, itulah yang kita katakan pendampingan, mulai pada saat apa, mulai saat pembenihan, pembibitan, kita lakukan pendampingan, caranya dia membibit bagaimana? kita siapkan terpal, karena disitu ada hama,”jelasnya lagi.
Lebih lanjut ASR menjelaskan hah pendampingan dari siapa? Sekarang ini kan ada namanya di Kampus itu, ada program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, artinya mahasiswa itu, tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga bisa belajar di alam.Nah, kita melakukan MoU dengan Universitas Halu Oleo (UHO) dan kita juga menindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama dengan fakultas pertanian, disini saatnya, saya selalu Ketua HKTI ada program yang namanya Beasiswa ASR (Be ASR), yang merupakan bantuan khusus untuk adik-adik yang sedang kuliah.
“Nah, karena ini programnya adalah program HKTI, maka kolaborasi Be ASR dan HKTI memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa Pertanian, sekaligus mereka kita masukan sebagai pendamping,”imbuhnya.