Sambungnya, terkait di Dikbud terdapat konsep Menteri Pendidikan RI yakni bergerak dan memberikan pelayanan. Dalam pelaksanaannya, dirinya melakukan perubahan serta menyamakan main set semua jajaran agar Dikbud Sultra berorientasi servis center bukan provide center. Misalnya, tidak mudah mengeluarkan anak didik, tetapi harus mengedepankan pembinaan karena tugas pendidik adalah bisa mengarahkan anak didik menjadi lebih baik serta tanpa pamrih.
“Jika kita melihat total anggaran daerah, sebagian besar berada di bidang pendidikan. Sumber mata air ini berasal dari air mata seperti masih daruratnya sarana prasana hingga kita harus kontrak 3.000 lebih guru untuk memenuhi tenaga pendidik di pelosok-pelosok, selain itu juga kita ratakan penyebarannya melalui program perau gadik. Adinda Yusmin sudah teruji di beberapa OPD. Di Dispora berhasil melakukan pembaruan disana. Di ESDM banyak datangkan PAD untuk Sultra sehingga tidak heran jika mengalami kenaikan pangkat istimewa secara otomatis oleh negara. Jadi memilih pemimpin itu tidak mudah, kalau hati pemakainya tidak digerakkan oleh Allah,” paparnya lagi.
Sebelum mengakhiri sambutannya, salah satu pembina Yayasan Sultra Raya 2020 ini, berpesan kepada seluruh jajaran Dikbud untuk terus membantu Kepala Dinas terhadap apa-apa yang dibutuhkan, dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sultra.
“Insya Allah, saya masih di Sultra, tiap hari ketemu. Nomor saya masih tetap dan tidak berubah. Mari tetap berbuat kebaikan karena kita tidak pernah tahu, kebaikan mana yang akan menolong kita kelak,” pesan lulusan S3 The Australian National University of Canbera ini.