Sambungnya, apalagi Jokowi kan sudah banyak membangun Sultra ini, mulai Bendungan Kolaka Timur, dan adanya Tol Laut.
“Justru itu, Sultra ini harus jadi Provinsi yang maju, karena penduduknya beragam, dan kerukunannya terjaga, persatuannya dan toleransinya tinggi. Jadi jangan mudah dipecah belah dengan isu-isu yang mengadu domba,”tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Projo Sultra, Irvan Umar Tjong juga memberikan tanggapannya atas aspirasi warga Sultra tersebut.
“Secara umum, kalau kita inginkan ada putra asli Sultra yang menjadi Menteri, kita harus menangkan dulu siapa calon disini, satu visi itu harus sama dulu,”ujarnya.
Kata Irvan, kalau Sultra tidak bisa 100 persen (menang), atau taruhlah dulu 80 persen, bagaimana kita mau wakilkan orang Sultra jadi Menteri, ini kan secara politik begitu pendekatannya.
“Secara gambaran umum dari sisi pendekatan ekonomi, Sultra ini kan Masa Depan Indonesia, cuman secara politik, berbicara tentang jumlah suara, kita masih dibawah 2 persen, jadi mungkin yang teman-teman sampaikan bisa benar, bahwa nilai tawar kita Provinsi Sultra adalah mengenai besarnya pemasukan pendapatan negara ke APBN dari pertambangan nikel dari Provinsi Sultra,”pungkasnya.
Untuk diketahui, kabupaten di Sultra yang menjadi wilayah kaya akan nikel yakni Kabupaten Konawe, Konawe Utara (Konut), Kolaka, Kolaka Utara (Kolut), Konawe Selatan (Konsel), Konawe Kepulauan dan Bombana. Selain itu, potensi aspal ada di Kabupaten Buton, Sektor Pariwisata di Kota Bau-Bau, Wakatobi, Muna dan Konawe Utara, Sektor perikanan di Laut Banda dan sektor Pertanian di Konawe, Konsel, dan Kolaka Timur (Koltim).(IMR/FNN).