Pelaksanaan sholat Idul Fitri 1444 H, di mesjid Raya Al-Kausar, dipadati ratusan jamaah baik dilantai satu, lantai dua, pelataran masjid hingga berjubel sampai ke jalan raya sisi kiri-kanan mesjid. Meski kondisi lingkungan pelataran masjid Raya Al-Kautsar masih digenangi sisa air hujan sejak subuh hari, tak menghilangkan semangat jamaah antusias menggelar sajadah berlapis kertas koran dan alas seadanya, baik di pelataran halaman depan, hingga jalan raya.
Tepat pukul 07.00 wita, pelaksanaan sholat ied dimulai, dipimpin imam besar Masjid Raya Al-Kautsar KH Mursyidin, dilanjutkan khutbah Idul Fitri yang dibacakan Dr H Supriyanto MA, Wakil Ketua Pengurus Masjid Raya Al-Kutsar Kendari, mengangkat tema “Idul Fitri Sarana Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Menuju Sultra Aman Maju dan Bermartabat”.
Allahu Akbar 3x wa lillahilham
Jamaah Sholat Ied Rahimakumullah
Awal mula dirayakan idul fitri pada tahun ke-2 H, disaat kaum.muslimin meraih dua kemenangan besar, yaitu kemenangan dalam perang badar dan kemenangan atas paripurnanya dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Hari raya idul fitri di Indonesia dikenal dengan istilah lebaran, yang berarti ‘selesai’. Jadi lebaran maknanya telah selesai menjalankan kewajiban puasa lalu diwujudkan dalam perayaan atau hari kebahagiaan sebagai wujud syukur kepada Allah SWT.
Allahu Akbar 3x Walillahilham
Kemenangan dan kebahagiaan di hari yang fitri ini terasa lebih sempurna jika dirayakan bersama orang-orang yang kita cintai. Inilah yang memunculkan tradisi mudik di negara kita. Sebuah tradisi berisikan kerinduan di tanah rantau untuk pulang melihat kembali tanah kelahiran. Sebuah tradisi luhur untuk kembali berkumpul dengan keluarga sekaligus bersimpuh dalam pelukan kedua orang tua. Karena itu mudik bukan hanya bermakna pulang kampung, namun syarat nilai spiritual yang tak dapat diukur dengan materi.