Begitu juga dengan rendahnya minat baca masyarakat akibat maraknya sajian bacaan yang serba instan di media sosial yang syarat berita hoaks dan tidak mendidik, pemerintah daerah menghadirkan perpustakaan internasional yang merupakan perpustakaan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Jika ini dimanfaatkan sebaik mungkin dapat menjadi sarana untuk mencerdaskan masyarakat, mematangkan kemampuan berpikir generasi dari mitosentris menjadi logosentris, menjadi agen perubahab bagi masyarakat serta untuk mengasah kemampuan berpikir dan berkomunikasi generasi masa kini. Perpustakaan juga mampu mengubah suatu daerah menjadi lebih beradap dan memiliki kesadaran tinggi. Sebab di negara-negara maju dipastikan budaya baca masyarakatnya tergolong tinggi.
Bahkan kemajuan peradaban Islam di masa lampau berhasil melahirkan para ulama ilmuan muslim dunia, disebabkan oleh tingginya peradaban membaca. Misalnya; Ibnu Sina, dengan temuan bidang kedokteran dan manfaat etanol untuk membunuh mikroorganisme. Al Khawarizmi dengan temuan ilmu Aljabar, trigonometri, astronomi dan algoritma. Ia juga menemukan angka “nol” yang menjadi awalan perhitungan matematika. Al-Jazari, dengan temuannya mesin pompa air yang hingga kini memberi manfaat bagi umat manusia. Ia juga menemukan mesin engkol dan roda bergigi.
Ibnu Khaldun, yang dikenal bapak sosiologi, perintis ilmu ekonomi, teori politik, dasar filsafat sejarah. Al-Battani, yang ahli dibidang astronomi dan matematika. Temuannya yang paling menyita perhatian adalah meletakkan teori bahwa matahari memiliki waktu edar selama 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Inilah yang menjadi dasar kalender yang kita gunakan selama ini. Dan masih banyak ilmuan muslim yang temuan dan karyanya menentukan peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi hingga saat ini. Perlu diketahui munculnya para ilmuan muslim tersebut karena memiliki minat baca yang sangat tinggi.