FAJAR.CO.ID, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masih mengandalkan komoditas kopra guna meningkatkan kesejahteraan petani di daerah itu.
“Kendati harga kopra sering berfluktuasi tetapi petani masih mengandalkan komoditas tersebut untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka,” kata Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Hj Siti Saleha di Kendari, Jumat.
Dia mengatakan, komoditas kopra Sultra terutama diantarpulaukan ke Surabaya, Jawa Timur, selain juga ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Harga komoditas turunan kelapa tersebut di tingkat petani Sultra saat ini di bawah Rp10.000 per kilogram(kg), namun harga tersebut masih lebih baik dibandingkan periode tahun 2018 hingga 2019 lalu, yang hanya di kisaran Rp5.000 hingga Rp6.500 per kg.
Ia pun menjelaskan, pada periode 2019, perdagangan kopra Sultra yang dikirim ke luar daerah mencapai 2.355,4 kontainer dan di tahun 2020 dan 2021 sedikit mengalami penurunan.
“Jumlah ini merupakan angka tertinggi dibanding komoditas unggulan Sultra lainnya yang diperdagangkan ke luar daerah, seperti biji kakao, jagung, lada, kacang mete, cengkih, jahe, dan kemiri, ” ujarnya.
Mantan Pj Bupati Bombana itu mengatakan kopra menjadi salah satu bisnis perkebunan yang cukup menjanjikan di Sultra. Sebab Sultra memiliki hamparan perkebunan kelapa yang cukup luas, berdasarkan data luas areal perkebunan kelapa Sultra mencapai 62.706 hektare.
“Di tahun 2022 ini, kopra masih akan menjadi komoditas unggulan yang diperdagangkan ke luar provinsi dengan jumlah yang cukup besar. Hampir setiap bulan puluhan ton kopra dilalulintaskan, ” bebernya.(Antara/fajar)