“Jadi pertemuan-pertemuan ini bagian dari upaya membangun camistry untuk melihat representasi figur yang tepat untuk nanti melawan koalisi pemerintah,” jelasnya.
Lukman juga menekankan bahwa salah satu upaya untuk memenangkan pertarungan di kelompok wilayah yang besar atau pemilih gemuk adalah mencari figur yang bisa merepresentasikan politik di wilayah itu. AHY bisa merepresentasikan itu, tetapi pertayaannya apakah Nasdem atau PKS mau legawa.
“Karena kan pasti ada banyak kalkulasi-kalkulasi politik yang bukan hanya mempertimbangkan representasi wilayah, terutama repesentasi kepentingan politik partai-partai koalisi itu juga,” katanya.
Saat ini kata Lukman, masih ada waktu mencari figur-figur itu. Dan safari-safari yang dilakukan capres ini kan kemudian akan menjadi bahan diskusi secara intensif di koalisi tersebut untuk membangun kesepakatan. Misalnya jika SBY direpresentasi secara elektoral di Jawa Timur karena lahir di sana. Akan tetapi, yang perlu diketahui bahwa Jawa Timur sangat dikuasai PDIP.
“Jadi itu harus betul-betul ada kalkulasi dari Anies untuk mencari figur-figur. Dan representasi Indonesia Timur juga bisa menjadi pertimbangan,” imbuh Lukman.
Sementara itu, progres di Koalisi Perubahan terus berjalan. Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menyatakan, cawapres yang dibahas tim delapan untuk mendampingi Anies Baswedan sudah mengerucut ke satu nama.
Nama tersebut tinggal dikomunikasikan antara Anies dan para ketua umum partai.
”Kemarin (Kamis, 1 Juni) Mas Anies ke Pacitan untuk menyampaikan hasil tim delapan ke Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), hari ini (kemarin, 2/6) ke Pak Surya Paloh, nanti ke presiden PKS dan (Ketua Majelis Syura) Habib Salim (Segaf Al Jufri),” ujarnya di kantor DPP Nasdem.