Persoalannya, lanjut Amran adalah apakah pelaku bisnis UMKM bisa mengubah mindset atau berpikir.
Apakah mereka memiliki karakter yang kuat, produk yang baik, perilaku yang responsif serta menyenangkan dan menghargai nilai-nilai spritual.
“Perilaku, misalnya apakah bisa bangun pagi dan sudah berkegiatan di awal hari, sebelum matahari terbit?” tanya Amran.
Pengusaha tambang ini juga menjelaskan dan mereview produk salah satu UMKM sebagai contoh, mulai dari packaging, penampilan produk dan cita rasa produk hingga cara menjualnya.
“Maaf kalau menjual produk jangan lupa pakai bedak atau kosmetik. Poles-poles dan menawarkan produk dengan ramah. Pembeli disapa dengan sopan. Beri penghargaan kepada konsumen,” katanya.
Amran memotivasi peserta yang tampak semakin penasaran dengan kiat-kiat sukses yang diungkap secara gamblang.
Kegagalan bagian dari sukses, gagal itu beton dan pondasi untuk sukses.
“Kalau tahan, makin banyak gagal akan semakin sukses. Tidak ada orang sukses yang tidak pernah gagal,” katanya.
Yang penting pula jangan pernah menggores perasaan orang tua, terutama ibu.
“Kalau hatinya tergores dan belum dimaafkan, maka tinggalkan pekerjaan ini. Semua yang sampaikan tidak akan berhasil,” katanya.
Saking menariknya tak terasa dua jam lebih telah berlalu sehingga hanya ada dua peserta yang bisa berinteraksi, yakni UMKM yang konsen pada kakao dan akan mendapat suntikan dana dari investor serta UMKM abon ikan tanpa minyak.
Ketua Umum IKA Unhas harus segera kembali ke Kendari karena kegiatan lain telah menanti, yakni pelantikan tujuh pengurus IKA Unhas Kabupaten/kota di hotel Claro Kendari.(IMR/FNN).