Lanjutnya lagi, jadi untuk berikutnya, menurutnya Budiman tidak lagi menjadi salah satu kader partai kita (PDIP), dia sudah memilih, dan dia harus mengambil resiko dari pilihannya.
“Jadi tidak bisa dia (Budiman) mau memilih Prabowo, tapi tetap di PDI Perjuangan, karena sikap Partai kita (PDIP) tidak ke Prabowo sebagai Calon Presiden. Dan menurut saya, Budiman juga harus belajar menghormati keputusan partai itu, bagaimanapun juga, banyak teman-teman di luar partai ya, banyak teman-teman yang kecewa dengan derap langkah Budiman, salah satunya kemarin dalam acara peringatan 60 tahun Wiji Thukul kemarin,”terang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Nasional (Pena) 98 ini.
Kata Adian Forkot ini, disitu (di peringatan 60 Tahun Wiji Thukul) ada ratusan orang yang mengunakan kaos ‘orang baik tidak memilih penculik’. Menurutnya, itu kebangkitan dari kekecewaan mereka terhadap Budiman sendiri, artinya bahwa situasi itu dipicu oleh Budiman sendiri, Budiman memicu konsolidasi dari teman-teman sendiri, untuk kemudian head to head, tidak cuman dengan Budimannya, tapi terhadap Prabowonya.
“Artinya, bahwa kalau kemudian dukungan Budiman pada Prabowo ini dianggap menguatkan, dalam prakteknya secara dialektis, justru memberatkan dan menjadi beban buat Prabowo sendiri,”pungkas salah Korlap sejuta massa dari gerakan reformasi 98 ini.(IMR/FNN)