Lanjutnya, jadi bisa dibayangkan padatnya acara ini, karena dihadiri oleh peserta dari seluruh Indonesia, ada 540 sekian Kabupaten/Kota, tambah 38 Provinsi, tambah kementerian lembaga, bisa dibayangkan padatnya acara.
“Saya harap kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan sukses untuk memberi pembelajaran tentang kebencanaan itu seperti apa kepada masyarakat, sehingga kita dapat meminimalisir risiko-risiko bencana,”jelasnya.
Sambung mantan Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng) ini, bahwa dari kegiatan ini, banyak pembelajaran yang akan kita dapatkan disini, dan itulah harapan dari bulan pengurangan risiko bencana, terdapat pemahaman masyarakat, bagaimana kita mengantisipasi kalau terjadi bencana.
“Di luar negeri, di daerah-daerah maju, seperti Jepang, yang sudah paham akan kebencanaan, anak SD saja sudah tahu, apa yang harus dia lakukan kalau terjadi bencana. Di sini (Sultra) kita orang tua pun belum tahu (apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana) dan itu kebanyakan teman-teman atau saudara-saudara kita yang berada di daerah pelosok-pelosok,”bebernya.
Olehnya itu kata Yusup, makanya salah satu cara yang kita lakukan juga untuk mereka bisa memahami tentang kebencanaan, kita membentuk kelompok-kelompok masyarakat peduli bencana.
“Ada yang namanya Warung Peduli Bencana (Walina), ada yang namanya Sekolah Peduli Bencana, ada namanya Rumah Ibadah Tangguh Bencana, ada juga namanya Taruna Tangguh Bencana, ini kita bentuk semua, dan mereka menjadi garda terdepan bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya atau resiko dari kebencanaan,”jelasnya.
