“Mereka ini, katakanlah sayur, jangan beli dari luar. Ikan, warung makan begini, ini dampak ekonomi yang harus kita ambil. Kalau mau masuk kerja (ditambang) itukan terbatas,”jelasnya.
Sambungnya, makanya ini, coba tadi pendamping desa, tolong catatkan disini (Desa Torobulu) usaha-usaha kecil, ada berapa?, yang petani yang hilang kebunnya, ya ini, Jadi bukan uang tambang kita mau ambil, tapi Pemda yang akan support, supaya tidak terjadi begitu. Nelayan dibawah siapa-siapa nelayan yang terdampak, tambak mana yang terdampak.
“Ini yang harus kita dudukkan, kehadiran saya disini untuk itu. Sambil kita melihat yang dikeluhkan ini seberapa besar dampak ini, kalau ada jalan keluarnya, kita berikan kajiannya secara teknis, bukan seperti yang disampaikan tadi, adik-adik mahasiswa, yang orang disini bilang pokoknya harus begini, tidak ada solusi. pemerintah tidak bisa begitu, harus kita carikan solusinya,”bebernya.
Katanya lagi, karena ini bukan baru memulai (pertambangan), seandainya baru memulai, kita mulai dari bawah dulu, tapi beberapa tahun yang lalu, saya sering cek, bagaimana disana (Torobulu)? baik- baik saja.
“Kemarin saya cek lagi, bagaimana? Ini musim panas ini, masyarakat susah ini, panen padi kurang ini, katanya PT. WIN mau membagi sembako. Dan ini jangan jadi polemik, jadi bersyukur menerima Alhamdulillah, yang tidak mau, terserah, tapi itu memang kewajiban perusahaan,”jelasnya.
Katanya lagi, tapi pemerintah tidak ada kaitannya dengan tambang, kita ingin masyarakat, kita di Konsel ini ada 336 Desa, 15 Kelurahan, ini yang harus kita urus, bagaimana supaya kehidupan disitu, terutama damai dan tentram.