Dikatakannya, menyikapi kondisi itu perlu adanya upaya-upaya kongkret yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal tersebut. Karena situasi ini sudah menjadi bencana alam yang harus mendapatkan perhatian banyak pihak atau sudah menjadi urusan bersama.
“Sehingga diharapkan kepala daerah mampu mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, baik dengan dunia usaha, masyarakat, tentunya juga dengan TNI/Polri untuk mengambil langkah-langkah kongkret dalam penanganannya, utamanya untuk penyediaan air bersih, karena beberapa daerah sudah mengalami kekeringan yang parah yang perlu penanganan segera, ini penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih,” terangnya.
Mantan Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng) menyampaikan, berdasarkan data dari BMKG Sultra, akibat dari kemarau panjang ini juga terdapat beberapa daerah di Sultra yang sudah terpantau ada titik api, yaitu di Kabupaten Bombana area Taman Nasional Rawa Aopa (TNRA) dan juga di Kabupaten Kolaka.
“Nah, ini yang harus disikapi, meskipun itu dilihat belum terlalu parah, tapi ada titik api. Hal ini harus segera disikapi. Tadi sudah disepakati untuk segera melakukan langkah-langkah penanganan di daerah,” tegasnya.
Sebagai langkah-langkah dalam penanganan dampak kemarau berkepanjangan ini, BPBD Sultra telah menjadwalkan bersama Sekda Provinsi Sultra untuk melakukan pemantauan langsung di lokasi yang dianggap sudah menjadi daerah lokasi kekeringan, baik itu siaga maupun tanggap darurat untuk memastikan kondisi yang terjadi di daerah, seperti Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Konawe, Kolaka, dan Konawe Selatan (Konsel).