Lanjutnya, jadi setelah kami dengar itu bunyi letusan 4 kali, ada yang lihat itu bodi (perahu) sudah tidak ada mi orangnya. Terus berteriak itu yang luka. Yang berteriak ini jauh, sudah mau mi dekat dengan daratan yang besar.
“Yang sedang pasang pukat ini, ada empat orang, dan ada yang meninggal dunia bernama Maco (40), dan ada juga nama Putra (16) Ucok dan Allung yang mengalami luka.
Ada yang kena di lutut, ada yang kena di pantat, ada yang kena di pundak, dan yang meninggal dunia kena di dada tengah,”jelasnya.
Sambungnya, jadi karena kita dengar mereka berteriak, maka masyarakat disana bangun semua, dan ada empat kali bunyi letusan, nyaring betul.
“Jadi anak saya bernama Putra pergi melaut pada jam 02.00 WITA tadi malam, jadi mereka berempat dengan satu buah bodi (perahu) pergi pasang pukat,”ujarnya.
Kata Rustam, Jadi setelah kejadian (penembakan), mereka (korban) didapat satu-satu, karena saat mereka berenang mereka sudah berpisah, jadi mereka lompat dan berenang. Jadi begitu ada bunyi tembakan, mereka berteriak.
“Menurutnya tadi saya tanya korban, mereka memang ditembak dalam bodi (perahu), karena ada seorang petugas yang melompat ke dalam bodi, dan separuhnya (petugas) berada di bodinya. yang menembak ini mengunakan bodi batang, dan ada juga satu nelayan bernama Ucok mengalami bengkak, karena sempat dipukul pakai dayung,”pungkasnya.
Sementara itu, Dirpolairud Polda Sultra, Kombes Pol Faisal F. Napitupulu saat diwawancara awak media di depan IGD RS Santa Anna mengatakan bahwa keempat nelayan korban penembakan ini adalah pelaku bom ikan