Sambungnya, sama saja dengan pabrik sawit hari ini. Hari ini kita baru berada di CPO, artinya apa? kita masih berada di hulu, belum kita berada di hilir. Karena kita tahu produk ikutan dari CPO ini banyak. Tadi sudah dijelaskan, yang pertama, minyak goreng itu sendiri, yang kedua, biodiesel, yang ketiga, bahan kosmetika, yang keempat, sabun.
“Kemudian, produk sampahnya dibuat jadi bahan bakar seperti briket, dan produk buangan dari produksi dijadikan lagi menjadi peternakan jamur. Jadi luar biasa,”bebernya.
Kata Harmin, Dan inilah yang ingin kita bangun (hilirisasi)nya, sehingga kita mendapatkan multiplier effect dari suatu industri hilir. Dan saya berharap PT. TPM menjadi penggagas supaya disini kita bangun pabrik minyak goreng di Kabupaten Konawe.
“Jadi tidak usah, kita ambil minyak goreng dari Surabaya, kita ingin bangun pabrik ini.(minyak goreng). Intinya harus ada penggagas, dan Insya Allah, pemerintah daerah akan menjadi pionir utama untuk membangun pabrik minyak goreng di Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sehingga kita bisa meningkatkan lapangan kerja,”jelasnya lagi.
Katanya lagi, hasil survei kita di lapangan menunjukkan bahwa isu lapangan kerja masih merupakan masalah besar di Konawe, sementara di sisi lain, kita bertebaran industri mulai industri sawit, industri nikel, tapi lapangan kerja masih tinggi angka pengangguran kita.
“Inilah (hilirisasi industri sawit) yang ingin kita mau dorong, sehingga lapangan kerja bisa tumbuh dengan baik,”pungkasnya.(IMR/FNN)