FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Fenomena joget ‘gemoy’ ala Prabowo Subianto seketika membalikkan imej sang jenderal menjadi lucu menggemaskan.
Namun lain halnya dengan pandangan pakar psikologi forensik, Reza Indragiri yang justru menilai joget gemoy yang kerap ditunjukkan calon presiden nomor urut 2 tersebut tampak bermasalah.
Dia mengatakan bahwa joget yang dilakukan Prabowo terlalu sering dilakukan dan tanpa musik pengiring.
“Pada titik itulah joget gemoy Prabowo tampak sangat bermasalah. Prabowo joget terlalu sering. Tanpa musik pula. Dan seperti tak kenal situasi. Saat ditanya hal serius, tanpa jawaban tuntas, Prabowo justru “menggenapi” jawabannya dengan berjoget,” katanya kepada wartawan, Kamis (14/12/2023).
Sebagai pendukung Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019, Reza justru sangat terpukau dengan kegesitan mantan Danjen Kopassus tersebut di Pilpres sebelumnya.
Menurutnya, joget gemoy yang dilakukan Prabowo saat ini merupakan strategi branding yang menunjukkan kesehatan yang prima.
“Joget Prabowo terkesan sebagai bentuk kompensasi, sekaligus pengalihan perhatian audiens, atas menurun jauhnya kemampuan Prabowo berpikir strategis dan tuntas di level tertinggi pejabat negara,” jelas Reza.
“Strategi branding lewat joget juga berpotensi menjadi senjata makan tuan. Ketika orang-orang di sekitar Prabowo terus mengarahkan Prabowo untuk berjoget, itu berarti mereka bukan melatih Prabowo untuk memulihkan executive functioning-nya, melainkan justru mempertumpul kapasitas kognitif Prabowo,” lanjutnya.