FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Eksistensi PDI Perjuangan (PDIP) pada pemilihan legislatif (Pileg) masih tak terbendung.
Menurut hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, PDIP berpotensi menang tiga kali beruntun dalam pemilihan legislatif.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai banyak masyarakat Indonesia yang masih memilih PDIP tetapi tidak memilih capres yang diusung.
“Ini yang menarik dari Pilpres 2024. PDIP menang di pileg tetapi gagal di pilpres. Artinya pemilih PDIP itu split. Partainya dicoblos, tetapi capres dan cawapresnya tidak. Artinya memilih yang lain,” kata Ujang kepada fajar.co.id, Senin (19/2/2024).
Dosen Universitas Al-Azhar itu mengatakan gagalnya partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu karena faktor Joko Widodo (Jokowi) yang sudah tidak satu barisan dengan Megawati cs.
“Dalam konteks itu, saya lihat PDIP ingin hattrick tetapi gagal. Itu karena faktor Jokowi yang tidak satu barisan dengan PDIP. Di situ gagalnya, tidak bisa mempertahankan kemenangan mereka (di Pilpres),” ujarnya.
Faktor Jokowi yang telah berpisah dan memenangkan Prabowo-Gibran. Jadi, dukungan capres tidak berbanding dengan dukungan partai, dan itu terjadi saat ini.
Menurut sejumlah hasil hitung cepat untuk pileg, PDIP masih berpeluang mendominasi parlemen. Partai berlambang kepala banteng itu berada pada posisi pertama dengan kisaran angka 16-17 persen.
PDIP pun optimistis akan memang tiga kali atau hattrick dalam pemilu.
“Untuk pileg, jika hasil-hasil quick count kami jadikan dasar, maka harapan PDIP untuk menang besar. Dalam pileg, kami berpeluang besar menciptakan hattrick. Tentu kami berterima kasih untuk kepercayaan yang diberikan rakyat kepada kami,” kata politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno, Rabu (14/2/2024).