“Mereka hanya mencari muka saja, pemerintah Kota hanya mencari muka dari pembangunan Taman Kali Kadia, sementara aliran Kali Kadia yang mengarah keatas ini, tidak diperhatikan. Jadi menurut saya, pemerintah ini kurang tepat cara penanganan banjir di Kota Kendari ini, hanya mau cari prestasi di orang-orang luar,”tegasnya.
Di tempat yang berbeda, salah satu warga dekat jembatan kelapa dua, Kelurahan Pondambea menyampaikan bahwa pertama ini tanggul Kadia ini 6 meter mulai tikungan disitu sampai ke Rabam, jadi air dari 9 meter, jadi begitu masuk di kecil mulutnya, langsung meluap air itu.
“Jadi dari sini (Jembatan Penghubung Kadia-Pondambea) 9 meter lebarnya Kali ini. Tapi persis ditikungan yang ada jembatan sana itu lebarnya cuman 6 meter dari rumahnya Pak Andi Zainuddin mengecil disitu, cuman 6 meter lebarnya disitu, akhirnya air meluap,”pungkasnya.
Lurah Pondambea, Eris Kurniawan saat dikonfirmasi oleh fajar.co.id di Kantor Camat Kadia mengatakan terkait pendataan korban banjir di wilayahnya, sampai saat ini pihaknya sudah menginstruksikan ke Ketua RT yang terdampak untuk segera mendata, tapi yang melaksanakan pendataan hanya RT 04 RW 03, sedangkan dua RT lainnya yakni RT 05 RW 03 dan RT 06 RW 03 belum melakukan pendataan.
Dan ia pun berjanji akan mendirikan posko tanggap bencana di Lorong Segar.
Untuk diketahui berdasarkan data Rekapitulasi Wilayah Terdampak Bencana Banjir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari pertanggal 6 Maret 2024 untuk Kecamatan Kadia terdampak di 4 Kelurahan yakni Kelurahan Kadia sebanyak 28 rumah atau KK, Kelurahan Bende sebanyak 62 rumah atau KK, Kelurahan Pondambea sebanyak 16 rumah atau KK, dan Kelurahan Anaiwoi sebanyak 23 Rumah atau KK.(IMR/FNN)