Lanjutnya, kalau menurut data kami dari elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) itu sudah turun menjadi untuk Februari ini 10,1 persen.
“Dan untuk di Kota Kendari, jumlah stuntingnya itu 452 anak, dan kalau untuk Provinsi Sultra sebanyak 12.898 anak. jadi rata-rata penyebab stunting ini karena kekurangan gizi atau kronis yang lama, pada saat mulai dari 1.000 hari pertama kelahiran,”bebernya.
Sambungnya, tadi dari Wapres RI menyampaikan bagaimana Posyandunya ditingkatkan kembali, sehingga kita dapat menemukan balita-balita stunting yang ada di Sultra, khususnya di Puskesmas ini.
“Sama yang sudah mereka (Pemerintah Pusat) lakukan, bagaimana kita diminta melakukan intervensi, kalau kita menemukan balita stunting, apa yang harus kami lakukan? dan kalau sekarang, pemerintah memberikan bantuan untuk makanan tambahan berbasis lokal,”tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Puskesmas Lepo-Lepo, drg. Eka Sulistianingrum menambahkan bahwa kunjungan Wapres tadi terkait bagaimana penanganan stunting yang dilakukan oleh Puskesmas Lepo-Lepo, karena penanganan stunting untuk intervensi spesifik yang dilakukan puskesmas itu kami adakan secara rutin di Posyandu pada hari Minggu.
“Jadi tadi yang lihat bagaimana proses pelayanan di Posyandu dalam rangka penanggulangan stunting khususnya di Kecamatan Baruga,”ujarnya.
Sambungnya, di Puskesmas Lepo-Lepo itu ada 18 Posyandu yang tersebar di 4 Kelurahan yakni Kelurahan Lepo-Lepo, Kelurahan Watubangga, Kelurahan Wundudopi, dan Kelurahan Baruga.