Sementara itu pegiat Maritim Bayu Putro menyoroti pengelolaan limbah sampah di pelabuhan. Sebab kata dia dari data Majalah Tempo tahun 2021, limbah sampah yang dihasilkan itu sebanyak itu sebanyak 0,68 kilo per hari sampah. Karena itu untuk mencapai Greenport, perlu ada kerjasama dalam pengelolan sampah di pelabuhan.
“Kedepannya, kita mendorong untuk pemeerintahan ke depan melakukan sebuah konsesi atau kerjasama tersebut, kerjasama antara pemerintah dan bidang usaha di dalam pengelolaan sampah di Pelabuhan,” ucap Bayu.
Kemudian Praktisi Maritim Fajar menyarankan perlunya ada produk-produk maritim yang harus dimunculkan di e-katalog.
“Memberikan suatu produk yang bisa menjadi suatu investasi dan mungkin bisa menjadi suatu kebijakan bagaimana bisa tata kelola terhadap penjualan produk-produk yang berhubungan dengan maritim tersebut,” ucap Fajar.
Selain itu, Akademisi Muhammad Syaiful menyarankan perlunya pengembangan digitalisasi di sektor maritim di pemerintahan Prabowo-Gibran. Yakni dari mulai bagaimana menyediakan sebuah jasa layanan yang terdigitalisasi.
“Bagaimana program konektivitas logistik antar pulau dan seterusnya, pelabuhan cerdas berkelanjutan ini juga yang kita akan push melalui FGD ini yang nanti menjadi satu rekomendasi bagaimana membuat satu pelabuhan yang cerdas. Sehingga salah satu jalan untuk mengatasi kesemrautan termasuk di sektor maritim ini ya itu dengan perizinan dan administrasi digital,”pungkasnya.(IMR/FNN).