“Kedua, pada bulan Maret terjadi kenaikan, itu diakibatkan adanya kenaikan harga beras, karena adanya el nino sehingga panen hampir gagal atau tidak optimal,”
“Kemudian Alhamdulillah pada hari ini, kami berada di angka 2,4 %. Kemudian penyebab inflasi di Konawe, memang pada umumnya di seluruh Provinsi hampir ada masalah pada rokok, beras dan sebagainya,” ujar Harmin merinci.
Harmin menambahkan, dengan upaya rutin yang dilakukan oleh Pemkab Konawe sehingga inflasi mencapai angka 2,4%.
“Hal yang kami lakukan, yakni pertama, melakukan penyaluran bantuan beras hampir di semua kecamatan. Kemudian melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) pasar, melakukan gerakan pangan murah, melaksanakan pasar murah, kemudian pembagian cadangan pangan,” papar Harmin.
Harmin menyebut, setiap kerjasama antar daerah juga sudah dilakukan. Kemudian juga melakukan koordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan penanganan inflasi.
“Kemudian setiap hari senin juga kami mengikuti Rakor Inflasi bersama Presiden RI Joko Widodo,” ujar Harmin dalam paparannya di hadapan Sekretaris Irjen Kemendagri.
Dari kedua Aspek tersebut, kata Harmin, kedua yaitu aspek stunting, di bulan lalu, Kabupaten Konawe berada di angka 28,5 %, terus sekarang mengalami penurunan diangka 27, 8%.
“Itu dengan menggunakan standar Survei Kesehatan Indonesia (SKI), dan di standarisasi di Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGPM) sebelumnya di angka 13,8%, sekarang berada di angka 5,56%,”bebernya.
Lebih lanjut Harmin, kemudian langkah- langkah kongrit pencegahan diantaranya, yakni penyerahan bantuan bagi balita dan ibu hamil. Hal itu dilakukan setiap bulannya.