Dalam rakor inflasi, Plt. Sekjen Tomsi Tohir menyampaikan beberapa poin utama yakni
Pertama, pada minggu ini, Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian baik di kota maupun kabupaten, beserta pengawas pupuk, diminta untuk melaksanakan rapat dan melaporkan hasilnya.
Kedua, dalam dua minggu ke depan, diharapkan tim dari pusat, yang terdiri dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, serta Satgas akan turun ke setiap provinsi. Mereka akan mengundang Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian di tingkat kota/kabupaten untuk mendengarkan langsung permasalahan yang ada dan segera mengeksekusi solusi penyelesaiannya.
Ketiga, terkait data cetak sawah, diminta agar terus dilaporkan hingga tanggal 21 Juli. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesuksesan program cetak sawah tersebut. Keempat, prediksi untuk minggu depan menunjukkan perlunya kewaspadaan terkait bawang putih dan minyak goreng curah, agar dapat diantisipasi.
Kemudian, Plh. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik M. Habibullah menyampaikan beberapa komoditas penyumbang utama deflasi Juni 2024 adalah komoditas bawang merah, tomat, daging ayam ras dan telur ayam ras, dengan masing-masing andil deflasi yaitu 0,09%, 0,07%, 0,05%, dan 0,02%”.
Selain itu, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu keempat Juni 2024 berkurang dibandingkan minggu sebelumnya. Sedangkan Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan IPH pada minggu keempat Juni 2024 bertambah.
Usai mengikuti Rakor Inflasi, Kadis Ketapang Sultra, Ari Siswanto mengatakan bahwa rilis per-juni 2024, Provinsi Sultra secara month to month mengalami deflasi 0,09 dan secara year on year berada pada angka 2,35% (sebelumnya 2,57%) atau dibawah angka inflasi nasional yakni sebesar 2,51%.