Hal ini mengingat tanaman kopi membutuhkan serangkaian nutrisi lengkap seperti Nitrogen, Phosphate, Kalium hingga unsur hara tambahan seperti Magnesium dan Calsium. Didukung penggunaan pupuk hayati Ecofert, untuk menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur hara dengan pengaplikasian enam bulan sekali atau sebelum pemupukan.
“Edukasi inilah yang kami tekankan bagi para petani, agar kedepan bisa diterapkan dalam tata kelola lahan pertanian kopi mulai tahap awal,” lanjut dia.
Namun begitu Pupuk Kaltim juga membuka peluang untuk kerjasama lain seperti Demonstration Plot (Demplot) maupun Agro Solution, yang dikembangkan perusahaan untuk mendorong produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani melalui pendampingan optimal. Langkah ini juga bagian dari kontribusi Pupuk Kaltim dalam memajukan sektor pertanian, sekaligus meningkatkan penggunaan pupuk non subsidi guna mengurangi ketergantungan petani akan pupuk bersubsidi. Program ini pun telah menunjukkan hasil signifikan pada berbagai komoditas di sejumlah wilayah Indonesia, dengan kenaikan hasil produksi diatas rata-rata kebiasaan petani.
“Program ini juga wujud kontribusi Pupuk Kaltim dalam mendukung ketahanan pangan dan sektor pertanian di Indonesia, sekaligus mendorong kesejahteraan petani seiring meningkatnya hasil produksi pertanian yang dikelola,” terang Indah.
Pada kesempatan itu Pupuk Kaltim turut menggelar One Day Promotion (ODP), berupa transaksi jual beli pupuk langsung ke petani dan pengunjung yang hadir. Antusiasme pengunjung pun terbilang tinggi, terlihat dari minat dan daya beli pupuk berbagai jenis seperti Urea, NPK Pelangi 12-12-17-2, NPK Pelangi 16-16-16 hingga Ecofert dan Biodex.