FAJAR.CO.ID, KENDARI – Lembaga survei The Halu Oleo Institute (THI) menemukan 66 persen perspektif masyarakat yang menyatakan bahwa pemberian sejumlah uang (money politik) dari pasangan calon kepala daerah dapat mempengaruhi pilihannya.
Dalam hasil survei tersebut, 34,9 persen menyatakan money politik sangat berpengaruh, 31,1 persen menyatakan cukup berpengaruh, 9,3 persen mengatakan kurang berpengaruh, dan 21,5 persen menyatakan tidak berpengaruh sama sekali dan yang tidak tahu dan tidak jawab sebesar 3,2 persen.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur THI, Naslim Sarlito Alimin dalam konferensi persnya di salah satu hotel di Kendari, Rabu (25/9).
“Ini hantu atau bayang-bayang atau rahasia umum yang tidak pernah bisa kita buktikan tapi selalu menjadi bahan perbincangan.
Ada 66 persen yang menyatakan bahwa money politik itu berpengaruh terhadap pilihan, sehingga nanti ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi penyelenggaraan dan aspek-aspek penegak hukum untuk bisa memberikan perhatian yang lebih serius, karena kita ingin menghasilkan demokrasi yang bagi kita semua,”ungkapnya.
Lanjutnya, ini yang kita tangkapkan hal yang mengemuka, secara teknis belum bisa telaah, karena tidak ada satupun sumber yang bisa kita jadikan rujukan, apakah itu bisa merubah atau tidak, karena beberapa fakta yang terjadi di Pilkada 2020 tentang money politik itu, bahkan bisa membuat incumben kalah atau challenger memenangkan pertarungan.
“Namun, sejatinya kalau kita lihat berdasarkan telaah pengalaman lapangan ini, itu (money politik) hanya berpengaruh kepada swing voters yakni orang-orang yang belum menentukan pilihan, dan ini juga jumlahnya tertentu,”jelasnya.