“Bahkan, saya juga memperjuangkan beasiswa untuk anak-anak di kepulauan selama menjadi anggota DPR-RI. Kami ingin memastikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua anak Sultra, tanpa terkecuali,” katanya.
Tina juga menyoroti langkah-langkah dalam bidang budaya dan ekonomi kreatif yang ia jalankan selama menjadi Ketua Dekranasda Sultra, seperti Festival Pulau Bokori, pembukaan Kampung Tenun di Desa Masalili, Muna, dan Galeri Tenun di Sulaa, Baubau. Program ini dinilai sukses dalam mengangkat potensi lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pariwisata dan industri kreatif.
Terkait transparansi dan tata kelola pemerintahan, Tina mengungkapkan bahwa Sultra memulai sistem tender elektronik sejak tahun 2009, bahkan sebelum sistem ini diadopsi secara nasional pada tahun 2010.
“Ini membuktikan bahwa kami serius dalam hal transparansi dan akuntabilitas, memastikan anggaran pemerintah digunakan secara efisien untuk kepentingan masyarakat,” jelasnya.
Para pendukung Tina-Ihsan mengungkapkan optimisme mereka terhadap pasangan ini.
“Kami percaya program Bahteramas harus dilanjutkan. Apa yang sudah dilakukan Ibu Tina sangat jelas manfaatnya, terutama dalam pendidikan dan kesehatan,” ujar Rudi, warga Baubau yang hadir menyaksikan debat.
Melalui berbagai program yang diusung, Tina Nur Alam menegaskan kembali tekadnya untuk melanjutkan dan mengembangkan program Bahteramas.
“Bahteramas harus kembali berlayar, membawa perubahan dan harapan baru bagi seluruh masyarakat Sultra,”pungkasnya.(IMR/FNN)