Melihat produktivitas hasil yang dicapai, petani diharap tidak ragu menggunakan produk Pupuk Kaltim, yang terbukti cocok untuk berbagai komoditas dan karakteristik lahan. Selain itu demplot juga digagas untuk mendorong penggunaan pupuk non subsidi di kalangan petani, guna menekan ketergantungan akan pupuk bersubsidi dengan hasil produksi yang jauh lebih signifikan.
Selain itu para petani dapat menerapkan metode serupa dalam pengelolaan lahan secara berkelanjutan, sehingga hasil yang diperoleh pun semakin optimal. Dimana program yang berorientasi pada peningkatan produktivitas pertanian pangan menjadi salah satu perhatian Pupuk Kaltim, agar tata kelola pertanian berkelanjutan dan berdaya saing semakin terwujud dengan hasil yang lebih maksimal.
“Edukasi inilah yang kami tekankan melalui demplot, untuk meningkatkan pemahaman petani dengan pengaplikasian secara langsung. Termasuk pembuktian hasil yang mampu dicapai jika pemupukan berimbang dan tata kelola lahan dilakukan dengan benar,” terang Indah.
Salah satu petani ubi kayu Gowa, Salam, yang terlibat dalam program demplot ini mengakui produktivitas hasil mampu dipacu dengan lebih optimal melalui pengaplikasian pupuk secara benar. Dikatakannya pengaplikasian NPK Pelangi yang disesuaikan dengan kondisi lahan setempat, serta Ecofert yang membantu memperbaiki daya dukung lahan, menjadikan kombinasi pupuk yang lebih unggul meskipun di luar program subsidi.
“Dampaknya juga kami rasakan langsung melihat hasil produksi pada panen kali ini. Kami semakin terbuka terhadap penggunaan pupuk non subsidi, meski harga sedikit lebih tinggi namun memberikan hasil yang jauh lebih dari perkiraan,” ungkap Salam.