“Saya ingin sampaikan kepada Bapak dan Ibu semua, bahwa dengan adanya efisiensi anggaran ini, tidak menghalangi kerja-kerja pelayanan dari pemerintah daerah. Walaupun efisiensi anggaran itu tidak ada masalah. Karena banyak juga belum tentu cukup, sedikit juga belum tentu tidak cukup,” terangnya.
Dalam semangat transparansi dan keterbukaan, Bupati Koltim juga menegaskan komitmennya untuk menerima langsung masukan dari masyarakat.
“Saya mengharapkan Bapak dan Ibu menyampaikan ke saya kalau misalnya bertemu dengan Pak Kadis atau Pak Camat yang tidak mau membantu, tolong laporkan. Saya terbuka 24 jam,”
“Datang saja ke rumah jabatan, tidak perlu rapi-rapi. Mau pakai celana puntung, tidak pakai sandal, datang saja. Karena rumah jabatan itu adalah milik Bapak dan Ibu semua. Saya hanya diberi amanah menempati sementara. Kalau ada yang menghambat pelayanan, sampaikan. Kalau perlu diganti, saya akan ganti,” tegasnya.
Baginya, amanah yang diberikan masyarakat Kabupaten Koltim bukan sekadar jabatan, melainkan tanggung jawab yang harus dijalankan secara ikhlas dan tulus.
“Karena saya merasakan betul, ikhlas dan tulus masyarakat Kabupaten Koltim memberikan amanah kepada saya. Dan saya pun akan ikhlas memberikan pelayanan terbaik kepada Bapak dan ibu semua. Sehingga daerah kita ini bisa maju, sejahtera, dan berkelanjutan,” ucapnya penuh harap.
Rasa optimisme terpancar dari wajah para petani yang hadir. Mereka menyambut baik perhatian dan dukungan pemerintah daerah.
Salah satu petani asal Ladongi mengungkapkan, bahwa kami merasa diperhatikan. Bupati turun langsung ke sawah itu bukan hanya sekadar seremonial, tapi memberi semangat besar bagi kami,” ucapnya.