Tobala yang mewakili raja Gowa dalam Melaksanakan pemerintahan di kerajaan Bone, tidaklah sanggup membela rakyat Bone. Bahkan, dalam pertengahan tahun 1660 ia mendapat instruksi dari Karaeng Karunrung untuk mendatangkan rakyat Bone.
Pada akhir Juli 1660 tibalah Tobala di Gowa yang disertai oleh 10.000 orang Bone yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, seperti petani, nelayan, pandai besi, budak, orang ke-banyakan dan bangsawan. Ada usia anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.
Keanekaragaman ini disebabkan karena Tobala tidak sempat lagi untuk memilih orang-orang yang kuat saja, ataupun orang kebanyakan dan hamba sahaja saja, karena mengingat waktu yang diberikan sangat singkat.
Orang-orang Bone tersebut membawa bekal dan berbagai macam peralatan, seperti, pacul, linggis, dan lain-lain. Banyak diantara mereka yang jatuh sakit setelah tiba di Gowa akibat perjalanan yang jauh dan sulit. Sedangkan mereka yang sehat, mulai melaksanakan tugasnya menggali parit dan membangun kubu-kubu pertahanan itu mulai dari pagi sampai petang hari.
Waktu istirahat mereka hanya diwaktu makan saja. Itupun hanya sebentar karena pengawasan yang ketat dari mandor-mandor yang terdiri dari orang-orang Gowa. Mereka tidak segan-segan menghukum dengan cambuk para pekerja yang dianggapnya malas. Nasib mereka sangat menyedihkan apalagi waktu itu bertepatan dengan musim kemarau.
Banyak di antara mereka yang jatuh sakit lalu meninggal. Banyak pula yang mencoba melarikan diri dan bagi mereka yang tertangkap mendapat hukuman yang berat. Karena semakin banyak pekerja yang melarikan diri sedangkan target penggalian parit dan pembangunan kubu-kubu pertahanan harus selesai sebelum turun hujan bulan Oktober-Nopember,