SULTRA.FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kisruh yang tengah mendera Partai Demokrat belum juga usai. Dugaan pengambilalihan kursi kekuasaan ketua umum masih berlanjut. Bahkan, Moeldoko yang sempat disebut-sebut sebagai orang yang ingin merebut ikut angkat suara.
Moeldoko yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan mengatakan, jika dirinya sudah tidak mengikuti perkembangan internal partai berlogo mersi tersebut. Kata Moeldoko, ia sudah tidak mengikuti hampir empat minggu belakangan.
“Memang belum selesai Demokrat? Saya enggak ngikutin, ya. Begini, ya, saya selama ini bekerja. Berikutnya juga, kebetulan saya punya acara pernikahan putri saya yang terakhir sehingga 3 minggu terakhir saya sibuk urus itu, 4 minggu terakhir ini,” kata Moeldoko, Kamis (25/2).
Ia mengaku, jika dirinya berharap tidak ada pihak-pihak yang menekan dirinya mengenai hal tersebut. Ia juga mengaku sudah tidak mengetahui dengan situasi yang saat ini terjadi di Partai Demokrat.
“Janganlah menekan-nekan saya, saya diam. Jangan menekan. Saya ingin ingatkan semuanya, saya ingatkan, karena saya bisa, sangat mungkin melakukan, apa itu, langkah-langkah yang saya yakini,” tegasnya.
Terpisah, mantan Wasekjen Partai Demokrat Tri Yulianto beranggapan, jika pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan situasi terkini partainya adalah sebuah kepanikan. hal ini, termasuk adanya isu jika ada desakan Konferensi Luar Biasa (KLB).
“Dengan statement SBY pada sore itu adalah bentuk kepanikan dan bentuk leadership kepemimpinan AHY ini sangat lemah dan diragukan,” terang Tri.